Bakteridapat bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner dan secara konjugasi. Proses reproduksi bakteri terjadi dengan cara biner dimana 1 bakteri akan membelah menjadi 2, kemudian 2 bakteri menjadi 4 begitu seterusnya ia membelah sesuai kelipatannya. Hanya dalam waktu 15 sampai 20 menit saja bakteri akan ..sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Paramecium bereproduksi secara s3ksual dan as3ksual. Reproduksi s3ksual dengan cara konjugasi. "buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi - 3881445 BeckWISNU BeckWISNU 14.10.2015 Biologi Sekolah Menengah Atas terjawab ^"buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi 1 Lihat jawaban Srhjsc Srhjsc Biner => langsung membelah diri. Umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya pembelahan terjadi secara langsung, dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan.Masing-masing dari sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya. Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri secara biner. Pada kondisi yang menguntungkan bakteri membelah dengan sangat cepat, yaitu antara 15 - 20 menit. Vay Nhanh Fast Money. Skema reproduksi bakteri dgn cara pembelahan biner^”buatlah skema reproduksi basil dgn cara pembelahan biner & konjugasiBuatlah sketsa reproduksi bakteri dgn cara pembelahan biner & konjugasi!Skema reproduksi bakteri dgn pembelahan biner & konjugasi denah reproduksi kuman dgn Cara pembelahan binner Dan konjugasi biner => eksklusif membelah diri. 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak ^”buatlah skema reproduksi basil dgn cara pembelahan biner & konjugasi biner => langsung membelah diri. 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak konjugasi => 2 sel basil akan saling berdekatan. bakteri donor akan membentuk suatu pilusjembatan untuk mentransfer bahan genetik ke kuman penerima. proses konjugasi identik dgn terbentuknya JEMBATAN. Buatlah sketsa reproduksi bakteri dgn cara pembelahan biner & konjugasi! Biner => langsung membelah diri. 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak konjugasi => 2 sel basil akan saling berdekatan. bakteri donor akan membentuk sebuah pilusjembatan untuk mentransfer materi genetik ke kuman akseptor. proses konjugasi identik dgn terbentuknya JEMBATAN. supaya berfaedah Skema reproduksi bakteri dgn pembelahan biner & konjugasi Pembelahan Biner yaitu Pembelahan sel yg terjadi 2 kali Konjugasi adalah pemindahan materi gen & sebuah sel bakteri ke sel basil lain dengan-cara pribadi melalui jembatan konjugasi. denah reproduksi kuman dgn Cara pembelahan binner Dan konjugasi dua kuman berdekatan & menimbulkan akses sehingga bekerjasama bahan genetik akan berpindah beserta sitoplasma Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan bakteri didefinisikan sebagai penambahan jumlah sel dan penambahan ukuran suatu sel dalam suatu populasi bakteri. Bakteri melakukan reproduksi dengan pembelahan biner, yaitu satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri, dua sel bakteri menjadi 4 sel bakteri dan seterusnya. Untuk mengamati pertumbuhan bakteri, sulit dilakukan hanya dengan mengamati satu sel bakteri karena ukurannya yang sangat kecil. Oleh karena itu untuk mengamati atau mengukur pertumbuhan bakteri dilakukan dengan mengamati atau mengukur perubahan populasi bakteri. Pengukuran pertumbuhan bakteri biasanya dilakukan dengan menumbuhkan bakteri di suatu media cair kemudian diukur tingkat kekeruhannya menggunakan suatu alat. Alat yang seringkali digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri adalah spektrofotometer. Pertumbuhan bakteri biasanya diplotkan sebagai logaritma antara jumlah sel dengan masa inkubasi dan menghasilkan sebuah kurva yang disebut dengan kurva pertumbuhan yang terbentuk, pertumbuhan bakteri dibedakan menjadi beberapa fase yaitu Gambar 1. Kurva pertumbuhan bakteri terbagi menjadi 4 fase yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stationer dan fase kematian Selama fase lag ini, terlihat tidak terjadi penambahan massa atau jumlah sel bakteri. Pada fase lag bakteri mengalami adaptasi dari media lama ke media baru. Meskipun tidak terlihat penambahan massa, di fase log bakteri sudah memulai memproduksi komponen – komponen untuk pembelahan sel seperti sintesis ribosom dan organela lain serta melakukan recovery. Lamanya fase lag bervariasi, tergantung kondisi bakteri yang diinokulasikan ditumbuhkan dan tergantung kondisi media. Fase lag dapat berlangsung lama jika inoculum sebelumnya ditempatkan di refrigenerator atau komposisi media yang digunakan berbeda dengan media sebelumnya. Sebaliknya jika menggunakan inoculum yang fresh dan komposisi media sama dengan komposisi media sebelumnya maka fase lag dapat berlangsung singkat bahkan tidak mengalami fase lag. Fase eksponensial atau seringkali disebut dengan fase log adalah fase pertumbuhan bakteri dimana bakteri tumbuh dan membelah secara maksimal. Dalam kurva pertumbuhan terlihat terjadi penambahan biomassa bakteri secara eksponensial. Fase eksponensial atau fase log akan terus terjadi akan terus berlangsung jika nutrisi masih tersedia. Dalam fase eksponensial, kecepatan pertumbuhan bakteri berlangsung konstan. Kecepatan pertumbuhan populasi bakteri disebut dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang digunakan oleh bakteri untuk membelah diri. Dengan kata lain, Waktu generasi adalah waktu yang digunakan oleh satu sel bakteri untuk membelah menjadi dua sel bakteri. Setiap spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang berbeda beda, berikut contoh waktu generasi dari beberapa bakteri Gambar 2. Contoh waktu generasi dari beberapa bakteri, setiap spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang berbeda-beda Dalam kurva pertumbuhan, fase stationer terlihat sebagai garis horizontal /datar. Garis horizontal / datar tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan biomassa bakteri karena jumlah sel yang membelah sama dengan jumlah sel yang mati. Fase stationer terjadi karena populasi yang tinggi dalam suatu media. Biasanya bakteri mencapai fase stationer jika telah mencapai kepadatan populasi 109 sel / ml. Selain karena kepasan populasi, fase stationer juga terjadi karena habisnya nutrisi dan oksigen O2 yang diperlukan bakteri untuk proses metabolisme. Dalam fase stationer ini, bakteri masih melakukan aktivitas memproduksi metabolit sekunder seperti antibiotik. 4. Fase kematian death fase Pada fase kematian, jumlah sel bakteri bakteri yang mengalami kematian lebih besar dari pada bakteri yang membelah. Kematian sel terjadi karena populasi bakteri yang padat, kekurangan nutrisi dan oksigen yang terjadi dalam fase stationer terus berlangsung serta adanya toxic dari sisa metabolisme. Reproduksi bakteri Bakteri memperbanyak diri atau melakukan reproduksi dengan pembelahan biner. Pembelahan biner berbeda dengan mitosis karena tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Dalam pembelahan biner, bakteri langsung membelah diri dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Selama melakukan reproduksi dengan pembelahan biner, bakteri selalu menghasilkan keturunan yang identik kecuali terjadi kesalahan dalam replikasi DNA. Kesalahan replikasi DNA saat pembelahan biner mengakibatkan terjadinya mutasi genetik sehingga keturunan yang dihasilkan pembelahan biner tidak identik DNA bakteri induk. Kemungkinan terjadinya mutasi genetik dalam reproduksi bakteri E coli pembelahan biner adalah 1/10 juta 1 x 10 -7. Namun karena dalam usus manusia terjadi 2 x 1010 reproduksi sel bakteri E coli baru, maka terdapat sel bakteri E coli 2 x 1010 x 1 x 10–7 yang mengalami mutasi genetik. Mutasi genetik tersebut menyebabkan terjadinya variasi dalam suatu populasi bakteri. Gambar 3. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri Rekombinasi Genetik pada Bakteri Meskipun mutasi merupakan sumber utama terjadinya variasi dalam suatu populasi bakteri, rekombinasi genetik juga berperan dalam terjadinya variasi tersebut. Rekombinasi genetik adalah terjadinya kombinasi DNA yang berasal dari dua sumber yang berbeda. Rekombinasi genetik pada eukariotik terjadi saat meiosis dan fertilisasi zigot. Pada prokariotik, tidak terjadi meiosis dan fertilisasi zigot, namun terjadi tiga mekanisme rekombinasi genetik, yaitu Konjugasi adalah transfer materi genetik DNA antar dua bakteri secara langsung melalui suatu pili yang disebut dengan sex pili. Konjugasi pada bakteri terjadi secara one way, artinya satu bakteri memberikan materi genetiknya dan satu bakteri lainnya menerima materi genetik. Kemampuan bakteri untuk mendonorkan / memberikan DNA ke bakteri lain serta kemampuan membentuk sex pili ditentukan oleh suatu fragmen DNA yang disebut dengan F factor. F factor menyandikan kurang lebih 25 gen yang sebagian besar digunakan untuk membentuk sex pili. F factor dapat berupa plasmid atau merupakan fragmen dari DNA inti suatu bakteri. Gambar 4. Gambar skematis proses konjugasi pada bakteri Plasmid yang merupakan F factor disebut dengan F plasmid. Bakteri yang memiliki F plasmid disebut dengan sel F+ sedangkan bakteri yang tidak memiliki F plasmid disebut dengan sel F-. Sel F+ akan mentrasfer F plasmid ke sel F-. F plasmid terdiri dari double stranded DNA, sel F+ akan mentrasfer 1 strand DNA F plasmid melalui sex pili yang terbentuk. F factor dapat terintegrasi ke DNA kromosomal bakteri. Ketika F factor terintegrasi, DNA kromosomal bakteri dapat ditransfer melalui mekanisme konjugasi ke bakteri lain. Bakteri dengan F factor yang terintegrasi dalam DNA kromosomnya disebut dengan Hfr cell. Satu dari dua strand DNA kromosomal bakteri yang telah terintegrasi dengan F factor akan dikonjugasikan ke bakteri lain melewati sex pili. Sex pili akan terputus sebelum semua DNA kromosomal bakteri dikonjugasikan. Di dalam sel bakteri F-, DNA kromosomal bakteri yang homolog dengan DNA baru hasil konjugasi akan mengalami crossing over sehingga sel bakteri F- menjadi bakteri rekombinan yang mempunyai DNA kromosomal dari dua bakteri yang berbeda. Selain F plasmid, R plasmid yang merupakan plasmid pembawa gen ketahanan antibiotik. R plasmid juga di transfer / disebarkan ke bakteri lain melalui mekanisme konjugasi. Transformasi adalah peristiwa masuknya DNA asing k edalam DNA kromosom bakteri. Sel bakteri yang dapat menerima disebut dengan sel kompeten. Salah satu contoh tranformasi yang terjadi secara alami adalah pada bakteri Streptococcus pneumoniae. Ketika biakan bakteri Streptococcus pneumoniae non virulent dicampurkan dengan DNA dari Streptococcus pneumoniae virulent penyebab penyakit maka bakteri Streptococcus pneumoniae non virulent menjadi Streptococcus pneumoniae yang virulent. Transformasi pada bakteri fasilitasi oleh DNA- binding protein yang berada pada dinding sel. DNA- binding protein akan mengikat DNA yang terdapat pada media bakteri. Dengan mekanisme tertentu DNA kemudian ditransport ke sitoplasma dan diintegrasikan ke DNA kromosom bakteri. Gambar 5. Gambar skematis proses transformasi bakteri Transduksi adalah proses transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain dengan perantara virus. Bakteriofag adalah virus yang dapat menyerang bakteri. Ketika menginfeksi suatu bakteri, bakteriofag akan melakukan replikasi genetik dan terkadang membawa gen dari bakteri inang. Namun juga terkadang terjadi suatu insiden yaitu bakteriofag mampu menginfeksi bakteri lain, memindahkankan materi genetik yang dibawa namun tidak mampu lagi memperbanyak diri. Ketika bakteriofag yang baru terbentuk, bakteriofag tersebut akan menginfeksi bakteri lain dan memasukkan materi genetiknya serta materi genetik bakteri yang dibawa tersebut ke sel host yang baru. Materi genetik bakteri tersebut kemudian akan menyatu dengan DNA kromosom host yang baru melalui mekanisme crossing over. Gambar 6. Gambar skematis transduksi pada bakteri Baca Juga Morfologi dan Struktur Bakteri Testcross dan Hukum Mendel II Gregor Mendel dan Hukum Segregasi Hukum Mendel I Pola Pewarisan yang Lebih Kompleks dari Hukum Mendel Kata kunci kurva pertumbuhan bakteri, waktu generasi bakteri, Pembelahan biner pada bakteri, Proses konjugasi pada bakteri,transduksi bakteri, transformasi bakteri Hai Quipperian, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat, ya! Pernahkah kamu mendengar istilah penyakit diabetes? Diabetes merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada kelenjar pankreas di mana kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin. Penderita diabetes akan mengalami peningkatan kadar gula darah secara signifikan jika pola makan dan hidupnya tidak diperhatikan. Seiring dengan peningkatan jumlah penderita diabetes, para ilmuwan berhasil menemukan obat yang bisa membantu para penderita. Obat yang dimaksud berupa suntik hormon, yaitu hormon insulin. Hormon insulin dibuat melalui rekayasa genetika yang melibatkan peran bakteri. Gen penghasil insulin diletakkan di DNA bakteri. Bakteri dipilih karena mampu bereproduksi dalam jumlah besar. Dengan demikian, hormon insulin yang dihasilkan juga akan besar. Ingin tahu selengkapnya tentang reproduksi bakteri? Simak ulasan Quipper Blog berikut ini. Sekilas tentang Bakteri Bakteri atau eubacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu berarti sebenarnya. Untuk bakteri sendiri berasal dari kata bakterion yang artinya batang kecil. Adapun ciri-ciri bakteri adalah sebagai berikut. Tergolong organisme mikroskopis yang diameternya 0,5 – 1 mikron dan panjangnya 1 – 20 mikron. Bakteri memiliki dinding sel yang tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan. Memiliki inti sel tanpa membran inti atau bersifat prokariotik. Memiliki DNA yang bentuknya sirkuler atau disebut plasmid. Mampu membentuk endospora saat kondisinya tidak menguntungkan. Berkembang biak secara vegetatif. Tidak berklorofil. Sama seperti makhluk hidup lainnya, bakteri juga bisa bereproduksi. Salah satu pemanfaatan reproduksi bakteri adalah untuk menghasilkan hormon insulin. Lalu, seperti apa tahapan reproduksi pada bakteri? Reproduksi Bakteri Reproduksi bakteri bisa terjadi dalam dua tahap, yaitu reproduksi aseksual dan seksual. 1. Reproduksi aseksual Bakteri mengalami reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner, yaitu pembelahan dari satu menjadi dua sel dan seterusnya. Pembelahan biner ini termasuk pembelahan amitosis. Artinya, pembelahannya tidak melibatkan tahapan pembelahan sel seperti halnya manusia, melainkan berlangsung spontan atau secara langsung. Untuk melihat tahapannya, simak gambar berikut. Gambar di atas menunjukkan bahwa satu sel induk hanya mengalami pemanjangan dan pembagian nukleoid hingga akhirnya terbentuk sekat pada masing-masing nukleoid hasil bentukannya. 2. Reproduksi seksual Reproduksi seksual bakteri bisa terjadi melalui mekanisme rekombinasi gen melalui tiga cara, yaitu konjugasi, transduksi, dan transformasi. a. Konjugasi Konjugasi adalah tahap reproduksi seksual pada bakteri yang ditandai dengan pemindahan materi genetik secara langsung. Pemindahan itu terjadi dari satu bakteri ke bakteri lain melalui jembatan konjugasi. Adapun tahapan yang terjadi di dalam konjugasi adalah sebagai berikut. Dua sel bakteri saling mendekat hingga akhirnya terbentuk struktur jembatan yang menghubungkan antara kedua sel. Terjadi transfer kromosom dan plasmid. Untuk bakteri yang menerima kromosom dan plasmid, materi genetiknya menjadi materi genetik rekombinan. Bakteri dengan materi genetik rekombinan akan memisahkan diri. Akibatnya, terbentuk dua sel anakan dengan sifat baru rekombinan. Jika Quipperian ingin tahu gambarnya, check this out. Tidak semua bakteri melakukan konjugasi. Contoh bakteri yang melakukan konjugasi adalah Salmonelli typhi dan Escherichia coli menggunakan pilus seks. b. Transduksi Pada proses transduksi melibatkan peran organisme lain, yaitu virus. Itulah mengapa rekombinasi gen antara dua bakteri dijembatani oleh virus fag bakteriofag. Virus yang paling sesuai digunakan untuk proses transduksi ini adalah virus fag temperat. Hal itu karena virus ini mampu bereplikasi secara litik dan lisogenik. Adapun tahapan dalam transduksi adalah sebagai berikut. Bakteri diinfeksi oleh virus fag, sehingga virus mengandung DNA bakteri tersebut. Virus fag tersebut kemudian akan menginfeksi bakteri-bakteri lainnya. Akibatnya, terbentuk bakteri baru dengan rekombinasi gen sesuai dengan rekombinasi gen pada virus penginfeksinya. Terbentuklah bakteri-bakteri rekombinan. Untuk lebih jelasnya, simak gambar berikut ini. c. Transfomasi Jika pada konjugasi bakteri akan memindahkan materi genetiknya melalui jembatan penghubung, pada transformasi tidak demikian. Pada transformasi, materi genetik akan dipindahkan oleh bakteri secara langsung atau tidak melalui jembatan penghubung jembatan konjugasi. Namun, tidak semua bakteri lho yang mampu memindahkan materi genetiknya secara langsung. Biasanya, bakteri yang mampu bertransformasi adalah bakteri yang memproduksi enzim tertentu. Contohnya adalah Rhizobium, Neissera, Bacillus, dan Pneumococcus. Agar pemahamanmu menjadi lebih mudah, perhatikan gambar berikut. Ternyata, belajar reproduksi bakteri tidak sesulit yang dibayangkan ya? Buktinya saja jenis-jenis reproduksi bakteri bisa kamu hafalkan hanya dengan hitungan menit. Bagaimana caranya? Quipper Blog akan ngasih kamu SUPER “Solusi Quipper”. Lantas, bagaimana dengan proses pembuatan insulin? Proses pembuatan insulin melibatkan peran bakteri Escherichia coli. Bakteri tersebut disisipi oleh gen penghasil insulin. Nah, sejalan dengan reproduksi bakteri, insulin yang dihasilkan juga sebanyak bakteri anakan yang terbentuk. Dengan adanya hal ini, terbukti bahwa tidak selamanya bakteri bersifat merugikan. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang reproduksi bakteri. Semoga Quipperian semakin paham dan tambah semangat belajarnya. Untuk melihat pembahasan lengkapnya tentang reproduksi bakteri, silakan gabung bersama Quipper Video. Quipper Video menyediakan berbagai fitur menarik, misalnya video pembahasan tutor, buku panduan, beserta latihan soal yang bisa kamu kerjakan kapanpun dan dimanapun. Bersama Quipper Video, belajar jadi lebih mudah dan menyenangkan. Salam Quipper! Penulis Eka Viandari Ilustrasi bakteri 3D animations Organisme prokariotik salahsatunya adalah bakteri yang nantinya dibagi menjadi dua yaitu archaebacteria dan eubacteria melakukan reproduksi dengan berbagai macam cara. Reproduksi bakteri berbeda dengan organisme eukariotik terutama hewan tingkat tinggi yang melakukan reproduksi dengan cara kopulasi sehingga sel ovum dapat dibuahi oleh sel sperma. Berikut ini 4 cara reproduksi bakteri 1. Pembelahan Biner Pembelahan biner merupakan cara reproduksi yang paling umum dijumpai pada bakteri yaitu dengan cara membelah diri daris atu sel bakteri menjadi dua sel bakteeri, dst. Waktu generasi yang pendek memungkinkan populasi prokariotik dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan secara cepat. Dalam suatu lingkungan dengan sumberdaya yang memadai, satu sel akan membelah menjadi 2 sel. Kedua sel akan membelah menghasilkan 4 sel, kemudian 8 sel, 16 sel, dan seterusnya. Beberapa spesies dapat membelah dalam waktu 20 menit, ada juga yang mampu membelah pada kisaran waktu 1 sampai 3 jam. Dalam pembelahan biner ini, materi genetik hasil pembelahan sama dengan materi genetik induknya. Pembelahan biner Untuk menghitung kecepatan reproduksi sel bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus 2 pangkat n 2^n. n merupakan berapa kali sel bakteri membelah Berikut contohnya Bakteri melakukan pembelahan biner sebanyak 6x, berapa jumlah bakteri pada hasil akhirnya? Jawaban 2^6 = 64 sel bakteri. Jadi jumlah bakteri yang terbentuk setelah membelah 6x adalah sebanyak 64 sel bakteri Soal tersebut merupakan soal yang sederhana, jika dikembangkan lagi bisa seperti ini Bakteri melakukan pembelahan biner 3x dalam waktu 30 menit , berapa jumlah bakteri yang terbentuk dengan waktu 2 jam? Jawaban Pembelahan biner 3x selama 30 menit, berarti tiap 10 menit bakteri membelah 1x 2jam=120 menit 120 menit/10 = 12 x jadi sel bakteri selama 2 jam melakukan pembelahan sel sebanyak 12 x 2^12 = 4096 sel bakteri Jasi selama dua jam, jumlah bakteri yang terbentuk adalah sebanyak 4096 sel bakteri Mudah bukan.... 2. Konjugasi Konjugasi merupakan reproduksi bakteri dengan cara melakukan transfer genetik ke bakteri lainnya secara langsung. jadi pada reproduksi menggunakan cara konjugasi tidak terbentuk bakteri baru seperti halnya pembelahan biner, hanya saja materi genetik DNA plasmid yang mengalami perpindahan, sehingga bakteri yang medapat transfer genetik dapat memiliki sifat yang sama dengan bakteri yang mndonorkan gen nya. konjugasi dengan cara membentuk jembatan pili Mula-mula, kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk tonjolan atau struktur jembatan menggunakan pili/pilus/fili yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel yang mengandung materi gen rekombinan kemudian memisah dan terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat baru sifat rekombinan dengan cara pembelahan biner. Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi antara lain Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat pula terjadi melalui pilus seks, seperti yang terjadi pada Escherichia coli. 3. Transformasi Transformasi merupakan cara reproduksi bakteri dengan menggunakan transfer gen dengan cara sel bakteri mengambil materi genetik dari bakteri lainnya yang berada di lingkungan bakteri. Bakteri yang berdekatan dengan bakteri lain dapat memindahkan plasmidnya tanpa harus membentuk saluran terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan adanya perubahan sifat dari bakteri itu sendiri misal bakteri Pneumococcus sp. yang jinak bisa menjadi patogen apabila mengalami transformasi oleh bakteri Pneumococcus sp. yang sifatnya patogen. transformasi pada bakteri dengan cara mengambil materi genetik di lingkungan Maeteri tambahan Urutan gen pada kromosom bakteri dapat juga ditetapkan atas dasar data transformasi. Sebagai contoh, jika gen p dan q sering mengalami kotransformasi, demikian pula gen p dan o juga sering mengalami kotransformasi, tetapi gen o dan p jarang mengalami kotransformasi, maka tentu saja urutan gen pada kromosom bakteri itu adalah p – q - o. Berkenaan dengan pemetaan gen pada kromosom bakteri, pada saat ini orang dapat memperoleh atau mendapatkan peta suatu fisik gen-gen, dalam arti suatu peta lokasi fisik relatif gen-gen sepanjang molekul DNA. Seperti diketahui para ahli genetika memang dapat mengontrol ukuran fragmen-fragmen DNA yang digunakan pada sesuatu percobaan transformasi. Oleh karena itu peluang kotransformasi dari dua gen dapat dihubungkan dengan ukuran molekuler DNA pentransformasi. Secara operasional dengan menghubungkan frekuensi kotransformasi dengan ukuran rata-rata DNA pentransformasi, memang akhirnya seseorang dapat mengungkap suatu peta fisik gen.materi tambahan ini diambil dari 4. Tranduksi Tranduksi merupakan proses reproduksi bakteri dengan cara trasfer gen melalui perantara virus. virus membawa gen bakteri dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif virus. a. Tranduksi Umum Diakhir siklus litik virus, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam kapsid, dan virus lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom dari virus. Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, virus dapat menempel pada bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak. b. Tranduksi khusus Untuk transduksi khusus memerlukan infeksi oleh virus temperat, dalam siklus lisogenik genom faga temperat terintegrasi sebagai profaga ke dalam kromosom bakteri inang, di suatu tempat yang spesifik. Kemudian ketika genom virus dipisahkan dari kromosom, genom virus ini membawa serta bagian kecil dari DNA bakteri yang berdampingan dengan profaga. Ketika suatu virus yang membawa DNA bakteri seperti ini menginfeksi sel inang lain, gen-gen bakteri ikut terinjeksi bersama-sama dengan genom faga. Transduksi khusus hanya mentransfer gen-gen tertentu saja, yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profaga pada kromosom tersebut. Tranduksi pada bakteri yang melibatkan virus

buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi